Pengertian Agama Katolik
1 Pengertian
Agama Katolik
Kata Katolik berasal
dari kata sifat bahasa Yunani, καθολικός (katholikos),
artinya "universal". Dalam konteks eklesiologi Kristen, kata Katolik
memiliki sejarah yang kaya sekaligus beberapa makna. Bagi sebagian pihak,
istilah "Gereja Katolik"
bermakna Gereja yang berada dalam persekutuan penuh dengan Uskup Roma, terdiri atas Ritus Latin dan
22 Gereja Katolik Timur;
makna inilah yang umum dipahami di banyak negara. Bagi umat Protestan, "Gereja Katolik" atau yang sering
diterjemahkan menjadi "Gereja Am" bermakna segenap orang yang percaya
kepada Yesus Kristus di
seluruh dunia dan sepanjang masa, tanpa memandang "denominasi".
Umat Gereja
Ortodoks Timur, Gereja Anglikan, Gereja Lutheran dan
beberapa Gereja Metodis percaya
bahwa Gereja-Gereja mereka adalah katolik, dalam arti merupakan kesinambungan
dari Gereja universal mula-mula yang didirikan oleh para rasul. Baik Gereja
Katolik Roma maupun Gereja Ortodoks percaya bahwa Gerejanya masing-masing
adalah satu-satunya Gereja yang asli dan universal. Dalam "Kekristenan
Katolik" (Termasuk Komuni Anglikan), para uskup dipandang sebagai pejabat
tertinggi dalam agama Kristen, sebagai gembala-gembala keesaan dalam
persekutuan dengan segenap Gereja dan dalam persekutuan satu sama
lain. Katolik dianggap sebagai salah satu dari Empat Ciri Gereja. Ketiga
ciri lainnya adalah Satu, Kudus, dan Apostolik sesuai Kredo Nicea tahun
381: "Aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik, dan
apostolik."
2 .
Tata Cara Perayaan Ekaristi di
Gereja Katolik
Pembukaan
1.
Perarakan Pastor/Imam Selebran dan
pelayan lainnya menuju altar diiringi lagu pembukaan
atau antifon pembukaan,
pada hari raya dilakukan pendupaan.
2.
Tanda salib
·
Selebran membuka perayaan Ekaristi
dengan memimpin Tanda Salib
3.
Salam pembukaan dan Pengantar
·
Perayaan ekaristi diawali dengan salam "Tuhan
sertamu" (Dominus vobiscum) dan dijawab umat dengan "Dan
sertamu juga" (Et cum spiritu tuo). Rumusan lainnya juga
dipergunakan pada hari raya, ataupun pada misa biasa.
·
Pengantar digunakan untuk mengarahkan umat pada inti
dan misteri perayaan.
4.
Pernyataan Tobat dan pernyataan Tuhan Kasihanilah Kami
·
Dapat menggunakan rumusan umum Pernyataan
Tobat dilanjutkan dengan Tuhan Kasihanilah Kami
·
Dapat juga menggunakan rumusan pujian kepada Yesus dan
memohon belas kasih-Nya yang dipadukan dengan Tuhan Kasihanilah Kami
·
Dapat juga menggunakan pemercikan air suci sebagai
peringatan akan pembaptisan
·
Diakhiri dengan seruan absolusi "Semoga
Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita
ke hidup yang kekal" yang dijawab umat dengan "Amin" (Catatan:
absolusi yang diucapkan imam pada bagian ini bukanlah pengampunan dosa
sakramental, berbeda dengan absolusi yang diterima pada waktu penerimaan Sakramen
Tobat. Umat yang sadar akan perlunya mengaku dosa (baca:sadar
akan dosa berat), tetap tidak bisa mengandalkan absolusi ini untuk pengampunan
dosanya.)
5.
Madah Kemuliaan
·
Kemuliaan hanya diucapkan/dinyanyikan
pada hari Minggu dan hari raya yang disetarakan dengan hari Minggu, di luar
masa Prapaskah dan Adven
6.
Doa Pembuka
Liturgi Sabda
·
Pada hari Minggu atau Hari Raya, dibacakan tiga bacaan
dari kitab suci. Bacaan untuk Misa Hari Minggu pada Masa Biasa (di luar Adven,
Natal, Prapaskah, dan Paskah) mengikuti siklus tiga tahunan, yaitu tahun A
(bacaan Injil dari Injil Matius), B (bacaan Injil dari Injil Markus), dan C
(bacaan Injil dari Injil Lukas). Ketiga Injil ini disebut dengan Injil
Sinoptik. Pada hari biasa, dibacakan dua bacaan saja.
1.
Bacaan Pertama
·
Bila terdapat tiga bacaan maka Bacaan Pertama diambil
dari atau pada masa .
Bila hanya dua bacaan pada hari biasa, Bacaan Pertama diambil dari atau selain Injil
·
Pada akhir bacaan, Lektor menutup dengan rumusan
"Demikianlah sabda Tuhan" dan umat menjawab dengan "Syukur
kepada Allah"
2.
Mazmur Antar Bacaan
·
Pemazmur mendaraskan refren dan ayat-ayat dan
umat mengulang bagian refren
3.
Bacaan Kedua, dari Perjanjian Baru selain atau Wahyu
Yohanes
·
Pada akhir bacaan, Lektor menutup dengan rumusan
"Demikianlah sabda Tuhan" dan umat menjawab dengan "Syukur
kepada Allah"
4.
Bait pengantar Injil/Alleluya
5.
Bacaan Injil
·
Bacaan diambil
dari ketiga Injil berdasarkan tiga diselingi
dengan Injil Yohanes
· hanya dibacakan oleh imam
atau tertahbis,
tidak oleh umat biasa.
·
Bila dibacakan oleh ,
ia akan meminta berkat terlebih dahulu pada pastor/imam. Bila dibacakan
oleh imam sementara misa dipimpin oleh uskup,
maka imam juga akan meminta berkat kepada uskup
·
Bacaan diawali dengan salam "Tuhan sertamu" (Dominus
vobiscum) dan dijawab umat dengan "Dan sertamu juga" (Et cum
spiritu tuo)
·
Salam dilanjutkan dengan "Inilah Injil Yesus
Kristus menurut (Matius/Markus/Lukas/Yohanes)" dan umat menjawab dengan
"dimuliakanlah Tuhan" sambil membuat pada dahi, mulut dan dada. Pada hari raya, Injil didupai.
·
Seusai pembacaanl,
dinyatakan Aklamasi Injil dengan ucapan "Berbahagialah orang yang
mendengarkan sabda Tuhan, dan tekun melaksanakannya" dan umat menjawab
dengan "Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami."
·
Dalam perayaan meriah, kalau dianggap baik, Uskup
memberkati Umat dengan Evangeliarium (buku Bacaan Injil).
6.
Homili
7.
Syahadat atau Kredo
·
Dapat menggunakan rumusan atau.
8.
Doa Umat
·
Ujud-ujud doa dibawakan oleh diakon atau
lektor lalu pembaca doa umat tersebut mengakhiri setiap doanya dengan
mengucapkan "Marilah kita mohon" umat menjawab "Kabulkanlah doa
kami ya Tuhan atau Tuhan, dengarkanlah umat-Mu."
·
Dalam perayaan meriah, seluruh Doa Umat dan aklamasinya
dapat dinyanyikan.
Liturgi Ekaristi
1.
Persiapan Persembahan
·
Diawali dengan yang lazimnya hanya diadakan
pada Hari Minggu.
·
Wakil-wakil umat menghantar bahan-bahan persembahan:
roti dan anggur yang akan dikuduskan, dan persembahan lain untuk keperluan
Gereja
·
Dalam misa sederhana, roti dan anggur dapat sudah
berada di bagian lain dari altar
·
Roti hosti terbuat dari gandum tanpa ragi, diletakkan
dalam , diletakkan di atas dan
ditutup dengan korporal
·
Anggur, dipersembahkan dalam terpisah
dengan air
2.
Penghunjukkan Persembahan
·
mengatur susunan pdan di
atas,
kemudian mencampurkan beberapa tetes air ke dalam anggur dalam piala
·
menghunjukkan sambil
mengucapkan rumusan "Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam,
sebab dari kemurahan-Mu kami menerima roti yang kami siapkan ini. Inilah hasil
dari bumi dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi roti
kehidupan" dan umat menjawab "Terpujilah Allah selama-lamanya"
·
Kemudian smengangkat
piala berisi campuran air dan anggur sambil mengucapkan rumusan
"Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu
kami menerima anggur yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari pohon anggur dan
dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi minuman rohani" dan umat
menjawab "Terpujilah Allah selama-lamanya"
·
Pada misa hari raya mendupai
persembahan dan altar. lalu mendupai dan
umat lainnya.
3.
Doa Persiapan Persembahan
·
mengucapkan doa persembahan
dengan ajakan "Berdoalah, saudara-saudari, supaya persembahanku dan
persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa" dan umat menjawab
dengan "Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan
keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus"
4.
Prefasi
·
Prefasi diawali dengan salam "Tuhan sertamu"
(Dominus vobiscum) dan dijawab umat dengan "Dan sertamu juga"
(Et cum spiritu tuo) dan dilanjutkan dengan dialog "Marilah
mengarahkan hati kepada Tuhan" yang dijawab dengan "Sudah kami
arahkan" dan "Marilah bersyukur kepada Allah Tuhan kita" yang
dijawab dengan "Sudah layak dan sepantasnya"
·
Prefasi selanjutnya dinyanyikan/didoakan oleh dan
disambung dengan syair aklamasi dengan
rumusan "Kami melambungkan madah kemuliaan dengan tak henti-hentinya
bernyanyi/berdoa"
5.
Kudus
·
Kudus atau Sanctus dapat diucapkan
atau dinyanyikan
6.
Doa Syukur Agung
·
Doa Syukur Agung diucapkan (atau dinyanyikan)
oleh saja.
·
Bagian pertama Doa Syukur Agung berisi doa permohonan
agar Roh
Kudus menguduskan roti dan anggur
·
Bagian terpenting dalam Doa Syukur Agung adalah dan,
yaitu perubahan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus secaratranssubstansial.
· mengutip
ucapan pada yaitu "Terimalah
dan makanlah. Inilah TubuhKu yang diserahkan bagimu" dan "Terimalah
dan minumlah. Inilah piala darahKu, darah perjanjian baru dan kekal yang
ditumpahkan bagimu dan semua orang demi pengampunan kekal. Lakukanlah ini untuk
mengenangkan Aku." Kalimat "lakukanlah ini untuk mengenangkan
Aku" -lah yang menjadi dasar terselenggaranya Perayaan Ekaristi
·
Seusai diucapkan/dinyanyikan
aklamasi anamnesis, menyatakan tiga misteri iman Kristen: kematian Kristus,
kebangkitan Kristus dan kedatanganNya kembali.
·
Seusai,
doa syukur agung dilanjutkan dengan doa dengan ujud khusus: bagi para dan maupun
umat biasa, doa bagi dan setempat
7.
Doksologi
· Doa Syukur Agung ditutup dengan doksologi dengan selebran mengangkat piala dan hosti sambil mengucapkan "Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia, bagi-Mu, Allah Bapa yang mahakuasa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala masa" dan umat berkata "Amin". Jikalau Doa Syukur Agung ini dinyanyikan, maka "Amin" dinyanyikan. (TPE 2005)
Komuni
1.
Doa Bapa Kami
·
Doa Bapa Kami dapat diucapkan atau
dinyanyikan
·
Selebran dapat menambahkan embolisme pada
akhir Doa Bapa Kami dengan ucapan "Ya
Bapa bebaskanlah kami dari segala yang jahat dan berilah kami damai-Mu.
Kasihanilah dan bantulah kami, supaya kami dapat hidup dengan rukun, sehingga
kami dapat hidup dengan tenteram, sambil mengharapkan kedatangan penyelamat
kami Yesus Kristus" dan umat menjawabnya dengan "Sebab Engkaulah
Raja, yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya. Amin"
2.
Doa Damai
·
Selebran mendoakan doa mohon damai
diakhiri dengan kata-kata "Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan
sepanjang masa" Umat menjawab: Amin. Kemudian mengucapkan "Damai
Tuhan bersamamu" atau "Damai Tuhan besertamu" yang dijawab
dengan "Dan bersama rohmu" atau "Dan sertamu juga" dan
dapat diikuti dengan ungkapan, misalnya dengan memberikan salam damai, menjabat
tangan orang-orang yang ada di sekitar, atau ungkapan lain yang sesuai
3.
Pemecahan Hosti Kudus
·
Pemecahan Hosti Kudus diiringi seruan lagu Anak
Domba Allah atau Agnus
Dei. kata 'Hosti' berasal dari bahasa latin Hostia yang artinya
Kurban.
4.
Komuni
·
Komuni diawali dengan selebran mengangkat
tinggi hosti dan piala anggur yang telah dikonsekrasikan sambil mengucapkan
"Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita
yang diundang ke perjamuannya" dan umat menjawab "Ya Tuhan, saya
tidak pantas Engkau datang pada saya, tapi bersabdalah saja maka saya akan
sembuh", kemudian Imam berkata "Tubuh dan Darah Kristus", dan
ditanggapi oleh umat dengan berkata "Amin".
·
Selanjutnya selebran menerima
komuninya, kemudian memberikannya pada pelayan petugas pembagi komuni, kemudian
kepada para petugas altar dan misdinar dan
kemudian kepada umat lainnya.
·
Umat dapat menerima komuni dalam satu rupa atau dua
rupa dalam kesempatan khusus. Ajaran iman Gereja Katolik mengajarkan bahwa
tidak terdapat perbedaan antara satu rupa maupun dua rupa. Dalam Tubuh Kristus
terdapat pula Darah Kristus.
·
Pembagi komuni akan
mengucapkan "Tubuh Kristus" (Corpus Christi) dan penerima komuni
menjawab "Amin" (Amen) dengan sikap hormat.
Penutup
1.
Antifon Komuni
·
Setelah selesai komuni, selebran membersihkan patena dan piala dengan purifikatorium
·
Umat dapat mendoakan/menyanyikan madah pujian sesudah
komuni
2.
Doa Sesudah Komuni
·
Sesudah doa sesudah komuni pengumuman dapat dibacakan,
ataupun pengumuman dapat dibacakan sebelum doa sesudah komuni, tergantung
kebiasaan imam yang memimpin misa tersebut.
3.
Berkat dan pengutusan
·
Berkat diawali dengan salam "Tuhan bersamamu"
atau "Tuhan sertamu" (Dominus vobiscum) dan dijawab umat
dengan "Dan bersama rohmu" atau "Dan sertamu juga" (Et
cum spiritu tuo)
·
Ada pula bentuk berkat meriah dengan tiga ayat
permohonan berkat bagi umat yang masing-masing dijawab dengan "Amin"
·
Ada bentuk berkat sederhana dengan selebran merentangkan
tangan ke arah umat dan memberkati dengan tanda salib dengan seruan
"Semoga Saudara sekalian diberkati oleh Allah yang mahakuasa: Bapa, Putra dan Roh
Kudus" sementara umat membuat tanda salib dan menjawab
"Amin"
·
Kemudian Imam mengatakan "Saudara sekalian,
Perayaan Ekaristi sudah selesai", lalu umat berkata "Syukur kepada
Allah".
·
Bentuk pengutusan adalah kalimat "Marilah pergi!
Kita diutus.", yang dijawab umat dengan "Amin". Inilah perutusan
Ekaristis yang berarti kesediaan untuk membagikan hidup kepada
sesama. Bukan karena umat baik atau ingin baik, melainkan karena umat telah
lebih dahulu diberi Hidup Allah yang telah dibagikan melalui Perayaan Ekaristi
yang telah dirayakan.
4.
Perarakan keluar
·
Seluruh umat memberi hormat kepada altar. Imam dan para
pelayan meninggalkan altar, dan diarak dengan diringi nyanyian atau lagu
ataupun secara instrumental.
0 komentar:
Posting Komentar